Harap diingat bahwa tugas reviewer hanyalah memberikan pendapat mengenai sebuah naskah. Keputusan apakah naskah itu diterbitkan atau tidak adalah semata-mata keputusan editor. Jadi editor yang harus mampu membaca pikiran reviewer dan menimbang dengan pendapat reviewer lain dan pendapatnya sendiri. Seorang editor akan menghargai hasil review substantif sebuah naskah. Jika seorang reviewer tidak setuju dengan kesimpulan penulis, adalah kewajiban reviewer tersebut untuk memberikan alasan definitif atau dengan kutipan yang tepat, tidak hanya dengan pernyataan seperti, "Saya tidak percaya data Anda", atau "Ini tidak mungkin begitu".
Jika reviewer memiliki bias terhadap penulis, ia harus mengundurkan diri sebagai reviewer naskahnya. Seorang reviewer juga harus memiliki pengetahuan tentang topik dan memiliki pemahaman yang jelas tentang konteks di mana pekerjaan dilakukan. Saat ini banyak manuskrip yang merupakan kolaborasi antar laboratorium (institusi) dengan menggunakan berbagai teknik yang berbeda, dan tidak mungkin seorang reviewer tunggal menguasai semua protokol yang ada di dalam naskah. Oleh karena itu, seorang reviewer itu sebaiknya hanya memberikan komentarnya pada aspek-aspek yang ia kuasai. Sekali lagi, ikutilah aturan emas: memperlakukan naskah dengan cara yang sama sebagaimana yang Anda ingin diperlakukan sendiri.
Tanggung jawab seorang reviewer dapat diringkas sebagai berikut:
• Reviewer harus memberikan penilaian yang jujur dan kritis terhadap sebuah penelitian. Pekerjaan reviewer adalah menganalisa kekuatan dan kelemahan penelitian, memberikan saran perbaikan, dan secara jelas menyatakan apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan antusiasme kerja. Reviewer jangan bertindak memanipulasi proses untuk memaksa penulis untuk membahas isu-isu yang menarik bagi reviewer itu sendiri.
• Reviewer harus menjaga kerahasiaan tentang keberadaan dan substansi naskah. Sangat tidak tepat berbagi naskah atau membicarakan secara rinci dengan orang lain atau bahkan mengungkapkan adanya submisi naskah tersebut untuk publikasi. Ada beberapa pengecualian jika disetujui oleh editor. Satu pengecualian adalah bahwa seorang reviewer mungkin mungkin menginginkan rekan juniornya memiliki pengalaman sebagai reviewer sehingga dia memintanya untuk me-review bersama. Namun, Kolaborator Anda tetap harus menjaga kerahasiaan, dan editor harus diberitahu tentang partisipasi orang tambahan ini. Beberapa jurnal mensyaratkan persetujuan editor sebelum seorang rekan atau mahasiswa melihat naskah yang di-review.
• Seorang reviewer harus tidak terlibat dalam plagiarisme. Plagiarisme dengan mengambil data atau konsep baru dari naskah sebelum diterbitkan untuk dirinya sendiri adalah pelanggaran yang sangat serius.
• Reviewer harus menghindari adanya konflik kepentingan. Misalnya, reviewer harus menolak untuk me-review naskah yang dia terlibat di dalamnya. Reviewer juga harus menghindari bias yang mempengaruhi review. Misal hasil studi yang positif akan menguntungkan posisinya. Contoh lain adalah jika reviewer memiliki hubungan pribadi atau profesional yang erat dengan satu atau lebih dari penulis.
• Reviewer seharusnya hanya menerima naskah pada bidang keahliannya. Pengecualian untuk aturan umum ini adalah ketika editor khusus meminta pandangan Anda sebagai "orang awam" atau mencari pendapat Anda pada aspek khusus dari naskah (misalnya, statistik).
• Reviewer harus mampu menyelesaikan review tepat waktu. Jika ada hal-hal yang menghalangi review sehingga terjadi keterlambatan, reviewer harus segera menghubungi editor. Akan sangat menyiksa bagi penulis naskah yang proses review-nya lama karena reviewer yang lambat. Penundaan reivew kadang-kadang akan menambah biaya bagi para penulis.
• Reviewer juga memiliki tanggung jawab yang tidak menyenangkan berupa pelaporan kecurigaan duplikat publikasi, penipuan, plagiat, atau masalah etika tentang penggunaan hewan atau manusia dalam naskah penelitian yang di-review.
• Reviewer harus menuliskan review-nya secara konstruktif dan kolegial. Hal ini akan sangat membantu untuk peneliti-peneliti muda. Tidak ada yang lebih mengecewakan peneliti baru (atau bahkan yang lebih berpengalaman) dari pada menerima review yang sarkastik dan merusak. Meskipun demikian, reviewer jangan menghindar untuk membahas kelemahan (atau kekuatan) dari sebuah penelitian. Tidak ada yang suka naskahnya ditolak, namun penggunaan kalimat review yang hati-hati disertai saran yang tepat untuk revisi akan sangat membantu.
Oleh: Dr. Ir. Risanuri Hidayat, M.Sc. (Dosen Pasca Sarjana Teknik Elektro, Universitas Gadjah Mada)