Langkah Penyusunan Karya Ilmiah




Memulai untuk menulis merupakan langkah yang paling berat dirasakan. Biasanya orang bingung karena tidak puny ide atau gagasan, ada ide akan tetapi tidak didukung dengan teori yang memadai, dan lain-lain. Untuk memulai menulis tentang suatu permasalahan, di bawah ini akan disampaikan beberapa langkah yaitu:


1.  Menentukan tema yaitu pokok masalah yang akan diuraikan dalam sebuah tulisan. Tema harus ditentukan sebelum mulai mengarang. Tanpa tema, tidak akan dihasilkan tulisan yang baik. Tema dapat diperoleh dari berbagai sumber, seperti pengalaman, hasil penelitian, survei, pengamatan, wawancara, kreasi imajinatif dll. Karangan-karangan narasi, deskripsi biasanya bersumber dari sumber-sumber tersebut. Akan tetapi tulisan argumentatif atau persuasi umumnya bersumber dari pendapat dan sikap penulis. Agar terhindar dari kesulitan memperoleh tema, beberapa hal harus diperhatikan, antara lain (Urip Santoso, 2012):
a)  Selalu menambah pengalaman, banyak melihat, mendengarkan, membaca, berdiskusi, mengalami sendiri berbagai peristiwa.
b)  Selalu rajinmengamati sesuatu yang terjadi di sekitar kita atau membaca buku, jurnal, majalah, koran yang merupakan hasil pengamat-an/penelitian orang lain.
c)  Selalu mengembangkan imajinasi dan kreativitas.
d)  Sering mengadakan diskusi dan tukar-menukar pendapat untuk melatih mengemukakan pendapat dan mempertahankannya dengan argumentasi dan contoh yang baik dan tepat serta memperluas cakrawala berpikir.


2.  Membuat kerangka tulisan untuk memandu tahapan menulis agar tidak menyimpang dari tema. Kerangka tulisan ini selain sangat berguna bagi penulis pemula, juga berguna untuk menghindari kemungkinan terlupa dan bermanfaat untuk mengkaji sekali lagi point-point yang penting itu secara kritis. Ada beberapa macam tipe susunan kerangka tulisan antara lain (Urip Santoso, 2012):
a)  Berdasarkan urutan kronologis. Susunan kerangka diatur menurut susunan waktu kejadian peristiwa yang hendak diuraikan.
b)  Berdasar urutan lokal. Susunan kerangka diatur menurut susunan lokal (ruang/tempat) dari obyek yang hendak diuraikan.
c)  Berdasar urutan klimaks. Susunan kerangka diatur menurut jenjang kepentingannya.
d)  Berdasar urutan familiaritas. Susunan kerangka diatur menurut dikenal-tidaknya bahan yang akan diuraikan.
e)  Berdasar urutan akseptabilitas. Susunan kerangka diatur menurut diterima-tidaknya prinsip yang dikemukakan.
f)  Berdasar urutan kausal. Susuanan kerangka diatur menurut hubungan sebab-akibat.
g)  Berdasar urutan logis. Susunan kerangka diatur menurut aspek umum dan aspek khusus.
h)  Berdasar urutan apresiatif. Susunan kerangka diatur menurut pemilikan buruk-baik, untung-rugi, berguna-tidak berguna, benar-salah, dst.


3.  Mengembangkan kerangka tulisan menjadi ulasan atau elaborasi yang mendalam, tajam, dan sistematis sesuai dengan ide atau gagasan penulis.
Dengan dukungan dari teori, gagasan, fakta, dan fenomena penulis dapat mengelaborasi gagasanya sehingga apa yang disampaikan dapat diterima dengan logis oleh pembacanya. Faktor bahasa juga jangan diabaikan, karena penggunaan bahasa yang tidak pas akan menyebabkan pembaca kesulitan dalam memahami gagasan atau ide dari penulis. Terkait dengan hal tersebut, penulis wajib memperhatikan gaya selingkung dari instansi dimana tulisan tersebut dihasilkan. Namun yang pasti untuk lebih amannya, penulis wajib menggunakan bahasa Indonesia yang benar sesuai dengan EYD.


Demikianlah beberapa hal terkait dengan karya ilmiah telah disampaikan, tentu banyak kekurangan di sana-sini. Harapan saya mari kita sebagai generasi muda, generasi yang penuh ide dan potensi ini untuk mulai mengeksplorasi potensinya menjadi karya ilmiah yang dapat mempopulerkan nama kita dan sekaligus menjadi pencerahan bagi masyarakat. Selamat mencoba menulis karya ilmiah, semoga sukses.


Oleh: Sudrajat, M. Pd (Dosen Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta)


 

 

 

Klik suka di bawah ini ya