Penghitungan Impact Factor Jurnal Ilmiah

Impact Factor - disingkat sebagai IF - adalah ukuran dari sitasi (citation) terhadap jurnal-jurnal ilmu pengetahuan alam (science) dan ilmu pengetahuan social (social science) dan sering kali digunakan sebagai ukuran terhadap pentingnya suatu jurnal dalam bidangnya. Impact Factor diciptakan oleh Eugene Garfield dari Institute of Scientific Information (ISI, kini bagian dari Thomson Scientific) pada tahun 1960 dengan menghitung indeks sitasi (citation index) dari jurnal-jurnal yang diindeks oleh Thomson ISI dan dilaporkan setiap tahun dalam JCR (Journal Citation Report).


Untuk memahami Impact Factor, pertama kali kita harus memahami apa yang dimaksud dengan sitasi (citation), indeks sitasi (citation index), dan akhirnya penghitungan ‘Impact Factor.’


Istilah ‘Impact Factor’ yang akan kita gunakan sepanjang tulisan ini akan dituliskan diantara tanda petik, yang menunjukkan bahwa ‘Impact Factor’ yang akan kita hitung bukanlah Impact Factor (tanpa tanda petik) sebenarnya seperti yang dilaporkan oleh Thomson Scientific walaupun menggunakan rumus perhitungan yang sama. Ini dikarenakan bahwa hanya jurnal-jurnal yang diikutsertakan untuk diindeks oleh Thomson Scientific yang mempunyai Impact Factor yang sebenarnya, padahal kita akan menghitung ‘Impact Factor’ dari jurnal-jurnal yang mungkin tidak termasuk koleksi yang diindeks oleh Thomson Scientific.


Citation


Suatu citation atau bibliographic citation adalah suatu rujukan kepada buku, artikel, halaman web, atau produk-produk hasil penerbitan lainnya yang memberikan cukup rincian untuk mengidentifikasi produk penerbitan itu secara unik.


Tulisan-tulisan atau ceramah yang tidak diterbitkan seperti kertas kerja (working paper) dan komunikasi pribadi (personal communication) juga kadang-kadang disitasi (cited). Citation digunakan dalam karya-karya ilmiah untuk memberikan kredit atau pengakuan dari adanya pengaruh karya-karya sebelumnya, atau merujuk ke yang mempunyai kewenangan keilmuan.


Citation memungkinkan pembaca menilai apa yang diujikan sekarang dengan melihat karya-karya sebelumnya. Para penulis sering kali terlibat langsung dalam pengujian ini dan menerangkan mengapa mereka sepaham atau bahkan tidak sepaham dengan pandangan-pandangan sebelumnya. Idealnya sumber-sumber citation bersifat primer (tangan pertama) dan mutakhir (recent).


Ada beberapa jenis citation seperti scientific citation, legal citation, theological citation, hukum paten, dan hukum hak cipta, tetapi kita akan membatasi bahasan pada scientific citation saja.


Posisi citation yang paling lazim adalah bibliografi atau daftar pustaka pada akhir artikel, tetapi posisi citation dapat juga dalam body text (parenthetical citation), pada  bagian bawah halaman (footnotes), pada akhir dokumen (endnotes), pada halaman atau seksi khusus yang diberi judul ‘Works Cited,’ atau dalam halaman khusus yang diberi judul ‘Daftar Acuan/List of Reference.’


Gaya penulisan citation yang umum dikenal diantaranya:


APA (psikologi, pendidikan, dan ilmu-ilmu sosial lainnya)
MLA (literatur, seni, dan humaniora)
AMA (kedokteran, kesehatan, dan ilmu-ilmu biologi)
Turabian (umum digunakan oleh mahasiswa untuk segala macam subyek)
Chicago (umum digunakan dalam  berbagai subyek di dunia ‘nyata’ seperti buku, majalah, surat kabar, dan penerbitan-penerbitan lain yang bukan penerbitan ilmiah)


Citation Index


Citation index adalah suatu indeks dari sitasi-sitasi antara berbagai penerbitan, yang memungkinkan pengguna dengan mudah mendapatkan dokumen lebih baru mana yang mensitasi dokumen lebih lama yang mana. Citation index yang pertama adalah untuk legal citation, seperti Shepard’s Citation yang dibuat pada tahun 1873.


Pada tahun 1960, Eugene Garfield dari Institute of Scientific Information (ISI) untuk pertama kalinya memperkenalkan citation index yang pertama kali dibuat untuk karya-karya yang diterbitkan dalam jurnal-jurnal akademis. Citation index untuk karya-karya ilmiah ini dimulai untuk bidang ilmu pengetahuan alam (science), yaitu Science Citation Index (SCI), yang kemudian diperluas ke Social Science Citation Index (SSCI) dan akhirnya Arts and Humanities Citation Index (AHCI).


Citation Index pada awalnya dimaksudkan untuk memudahkan penarikan informasi (information retrieval) namun semakin lama semakin banyak digunakan untuk bibliometrics atau studi yang melibatkan evaluasi hasil penelitian. Data sitasi ini juga menjadi dasar dari perhitungan Impact Factor suatu jurnal yang kini menjadi alat ukur yang paling populer untuk mengevaluasi pengaruh (atau mutu) suatu jurnal dalam bidangnya.


Apabila Citation pada dasarnya adalah melihat artikel-artikel mana yang mengutip suatu artikel, maka Citation Index pada dasarnya melihat jurnal-jurnal mana yang mengutip suatu jurnal. Citation dilihat dari sudut pandang artikel yang disitasi (cited article) sedangkan Citation Index dilihat dari jurnal-jurnal yang mensitasi (citing jorunals).


Citation Service: Thomson Scientific


ISI yang kini menjadi bagian dari Thomson Scientific adalah penyedia jasa sitasi yang paling utama. Citation Indexes yang disiapan oleh Thomson Scientific sampai sekarang masih disediakan dalam format cetakan dan CD ROM, walaupun pada umumnya pengguna sekarang mengaksesnya melalui situs Web of Science.


Thomson Scientific menganut falsafah bahwa dalam suatu bidang ilmu pengetahuan maka dari sekitar 20% jurnal terbaik sudah tercakup 80% penelitian-penelitian terpenting dalam bidang yang bersangkutan. Dengan demikian hanya sedikit jurnal yang dikutsertakan dalam SCI, SSCI, atau AHCI. Jurnal-jurnal yang diikutsertakan dalam ketiga laporan Citation Indexes dari Thomson Scientific dengan demikian mendapatkan citra sebagai salah jurnal-jurnal terbaik dalam bidangnya.


Asumsi ini sebenarnya sangat bias terhadap jurnal-jurnal yang terbit dalam Bahasa Inggris dan berasal dari Negara-negara ‘tradisional’ penghasil jurnal ilmiah, yaitu Inggris, Amerika Serikat, dan Belanda. Banyak hasil penelitian penting yang berasal dari luar negara-negara tradisional di atas yang tidak diikutsertakan dalam Citation Indexes yang disiapkan oleh Thomson Scientific sehingga tidak mendapatkan pemaparan (exposure) yang selayaknya.


Scopus dan Google Scholar


Kekurangan-kekurangan Citation Indexes dari Thomson Scientific ini yang mendorong Elsevier, suatu penerbit jurnal ilmiah terbesar di dunia untuk menciptakan jasa pelayanan bibliografisnya sendiri, yaitu Scopus.


Scopus pada dasarnya tidak membatasi jurnal yang diikutsertakan untuk diindeks, namun sampai saat ini Scopus hanya mengindeks jurnal-jurnal ilmu pengetahuan alam (science) dan tidak mencakup social science ataupun arts and humanities.


Apabila Scopus adalah layanan komersial sepeti halnya Thomson SCI, maka hanya berselang satu bulan dari diluncurkannya Scopus pada tahun 2005, Google juga meluncurkan Google Scholar yang sampai sekarang masih dalam versi beta. Google Scholar tidak membatasi hanya science, tetapi semua karya ilmiah yang tersedia secara online.


Apabila Thomson Scientific dan Scopus membuat laporan Citation Indexes berdasarkan data primer (dari database mereka), maka Google Scholar memanfaatkan artikel-artikel yang tersedia bebas di Internet (umumnya dari artikel serupa yang disimpan dalam website pribadi penulis ataupun repository universitasnya) ataupun dari grey literature seperti buku, proceeding, monograf, website penulis, dan lain sebagainya.


Walau demikian ketepatan perhitungan Google Scholar cukup tinggi, terlebih lagi untuk artikel-artikel yang terbit setelah tahun 2004. Sekarang ini Google Scolar menyediakan hitungan sitasi (citation count) yang dapat diakses gratis melalui Internet sehingga siapapun kini dapat menyiapkan laporan citation count, citation index, ataupun ‘Impact Factor’ tanpa harus berlangganan ke jasa-jasa komersial seperti Thomson Scientific atau Elsevier’s Scopus.


Inilah yang akan dibahas pada tulisan ini selanjutnya


Citation Count: Google Scholar


Google Scholar dapat diakses tanpa biaya sejauh kita memiliki akses Internet di sini: http://scholar.google.com


Kita perhatikan hasil search Paediatrica Indonesiana. Entri pertama yang ditampilkan adalah artikel berjudul Human Milk in the Second Year yang terbit di jurnal ini pada tahun 1974 dan mendapatkan 9 citations.


Kita dapat telaah, 9 citation ini berasal dari mana saja. Ternyata dari:
American Journal of Clinical Nutrition, 1984
American Journal of Clinical Nutrition, 1978
Indian Journal of Pediatrics, 1981
Journal of Tropical Pediatrics, 1980
Journal of Tropical Pediatrics,
1979

Food Policy, 1999
Feminist Economics, 2005
Dan dua lagi bukan dari jurnal, melainkan dari buku, jadi citation count yang absah (valid) untuk perhitungan ‘Impact Factor’adalah 7 citations.


Untuk perhitungan ‘Impact Factor’ hanya citation pada tahun terbit artikel serta satu dan dua tahun sesudahnya yang dihitung. Karena artikel ini terbit pada tahun 1974, maka hanya citation dari tahun 1974, 1975, dan 1976 yang perlu dipakai. Dalam hal di atas ketujuh citation yang diperoleh artikel ini tidak terpakai untuk perhitungan ‘Impact Factor.’

Citation Count: Scopus


Membuat laporan citation count sangat memakan waktu dan tenaga, lebih-lebih apabila jurnal yang kita evaluasi belum diikutsertakan dalam Thomson Citation Index ataupun Scopus. Sebagai pembuka wawasan, silakan kunjungi Scopus di http://www.scopus.com dan ikuti demo fasilitas yang disediakan Scopus.

Klik suka di bawah ini ya