Karakteristik Organisasi & SDI Sebuah Institusi Muamalah

Sejak dikeluarkannya Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan yang memberikan peluang bagi dibukanya bank yang dijalankan dengan sistem syariah, maka telah berdiri lembaga-lembaga keuangan syariah, yaitu sebuah bank umum (Bank Muamalat Indonesia) puluhan Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) dan ribuan Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) yang tersebar di berbagai daerah di tanah air. Undang-undang tersebut kemudian disempurnakan dengan dikeluarkannya UU No. 10 Tahun 1998, undang-undang ini memberikan kesempatan yang luas bagi beroperasinya bank-bank dengan prinsip syariah, baik dengan cara mengkonversi, membuka unit syariah maupun mendirikan bank baru.


Sebagai konsekuensi logis dibukanya bank-bank syariah baru diperlukan sumber daya manusia yang memiliki kecakapan dan kompetensi dibidang perbankan syariah.

Pertumbuhan perbankan syariah harus diimbangi dengan usaha yang serius dalam mempersiapkan sumber daya insani yang memang dibutuhkan. Jika tidak diimbangi dengan usaha ini maka perkembangan perbankan syariah akan mengalami ketimpangan antara teori dan praktek, antara fiqh dan manajemen keuangan. Lebih daripada itu SDI yang bekerja di bank syariah juga dituntut untuk dapat menjadi seorang dai dibidangnya yang dapat memberikan penjelasan yang baik kepada nasabah khususnya dan masyarakat sebagai calon nasabah umumnya.

Ketersediaan SDI dan kemampuannya mengkomunikasikan tentang keunikan dan karakteristik dari produk-produk perbankan syariah menjadi faktor penting untuk menarik nasabah potensial. Kegagalan menjalankan prinsip-prinsip syariah dalam operasional dan gagal dalam mengkomunikasikannya akan menjadi back fire bagi perkembangan perbankan syariah itu sendiri. Bahkan dapat mengundang kecurigaan masyarakat. Bank syariah hanya mengganti nama dan beberapa istilah ke dalam bahasa Arab tanpa merubah esensi, itulah keluhan yang sering terdengar di masyarakat.

Kecurigaan dan ketidakpuasan masyarakat tentunya didasarkan pada pengalaman interaksi khususnya dengan sejumlah bank perkreditan rakyat syariah yang belum melaksanakan prinsip-prinsip syariah secara konsisten. Selain itu juga sudah terjadi prasangka dan salah persepsi dari masyarakat pengguna jasa bank syariah. Bisa jadi masyarakat tidak mendapatkan informasi yang semestinya dari orang yang kurang memahami aspek operasional bank syariah, kondisi ini akan lebih merugikan bank syariah bila yang menjadi nara sumber adalah tokoh masyarakat yang menjadi panutan.

Mempersiapkan SDI yang handal bukan hanya menjadi tugas bank syariah saja, tetapi juga menjadi tugas pihak-pihak lain seperti lembaga pendidikan dan pemerintah. Sejauh ini di Indonesia belum ada satu lembaga pendidikan pun yang mengeluarkan tenaga yang memenuhi requirement yang dibutuhkan oleh lembaga keuangan syariah, khususnya bagi keperluan jangka panjang. Oleh karena itu keberadaan lembaga pendidikan yang akan menyediakan SDI kepada lembaga keuangan syariah merupakan hal yang dinanti-nantikan, baik oleh lembaga keuangan syariah maupun oleh masyarakat. Hal ini akan jauh menjadi lebih baik apabila pengajaran mata kuliah ekonomi dan perbankan syariah dijadikan kebijakan pendidikan nasional Indonesia.

Karakteristik dan keunikan produk dan operasional perbankan syariah
Perbankan syariah memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan perbankan konvensional baik dari segi fungsi, produk maupun dari segi operasionalnya. Perbankan syariah dapat menjalankan fungsi-fungsi yang tidak mungkin dapat dilakukan oleh bank konvensional. Fungsi-fungsi tersebut adalah : pertama dapat berfungsi sebagai fund manager seperti dalam akad mudharabah muqayyadah, kedua dapat berfungsi sebagai pool of funds dan ketiga dapat berfungsi sebagai baitul maal, karena bank dapat mengumpulkan dan menyalurkan zakat, infaq dan shadaqah.

Disamping keunikan pada fungsinya bank syariah memiliki keragaman produk yang sangat banyak. Produk-produk ini memiliki kekhasan dan ciri-cirinya yang berbeda. Produk-produk tersebut dikembangkan dari akad-akad fiqh yang ada dalam Islam. Setiap produk yang dikembangkan tersebut tidak dapat disamaratakan, masing-masing memiliki tata cara dan persyaratan yang berbeda. Perbedaan-perbedaan ini tentunya memiliki status dan konsekuensi hukum yang berbeda pula. Contohnya produk yang berbasis jual beli sama sekali berbeda dengan yang berbasis bagi hasil.

Ada beberapa dasar yang melandasi sebuah transaksi dalam menjalankan system perbankan syariah:
a. Transaksi dijalankan pada sesuatu yang dapat memberikan manfaat (mashlahat) dan menghindari kezhaliman
b. Transaksi harus transparan dan tidak boleh mengandung keraguan yang menyebabkan terjadinya kerugian atau penipuan (gharar)
c. Transaksi harus bebas dari unsur maysir (gambling)
d. Jika mengharapkan keuntungan, maka harus bersedia menanggung kerugian
e. Uang sebagai alat pertukaran nilai, manfaat dari uang hanya timbul sebagai akibat pemakaian maal dan amal yang dibeli dengan uang tersebut.

Dengan keunikan fungsi dan mekanismenya, bank syariah memerlukan SDI yang bukan hanya memiliki ketajaman bisnis tetapi juga memahami filosofi dari akad-akad fiqih. Produk-produk bank syariah yang sudah beragam itu terus dapat dikembangkan, sehingga seluruh keperluan masyarakat dalam muamalah maaliyah (kebutuhan finansial) dapat dipenuhi, sambil terus mempertahankan prinsip-prinsip keislamannya. Dengan demikian bank syariah bukan hanya memberikan kemudahan finansial, tetapi juga memberikan kesempatan kepada segenap lapisan masyarakat untuk beribadah melalui bisnis dan usaha yang dijalankannya. (bersambung) 

Karakteristik dan keunikan filosofi manajemen Bank Muamalat
Disamping memiliki keunikan dari segi produk yang merupakan pengejewantahan dari ajaran Al Quran dalam bermuamalah, manajemen bank syariah pun (dalam hal ini Bank Muamalat) memiliki beberapa karakteristik yang dapat membedakannya dengan institusi “non-syariah”. Dan karyawan-karyawan di bank syariah bukan hanya sebatas bekerja di bank syariah, tetapi lebih daripada itu mereka adalah orang-orang yang berjihad untuk menegakkan nilai-nilai Ilahiyah melalui lembaga yang disebut bank syariah.

PIKR (Power, Information, Knowledge & Reward)
Dalam menjalankan bank syriah harus dilakukan suatu perubahan paradigma yang mendasar yang disebut reformasi PIKR (Power, Information, Knowledge & Reward). Untuk menjadikan bank syariah mencapai suatu kinerja yang baik maka PIKR harus distribusikan secara merata, tidak terdapat gap yang jauh antara top manajemen dengan karyawan biasa, pola-pola seperti ini pernah dipraktekkan oleh Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Salam dan khulafaurrasyidiin. Heirarki organisasi lebih datar sehingga akan tercipta suatu iklim yang baik bagi kemajuan organisasi.

Karyawan dapat menggunakan Power yang dimilikinya untuk mengambil tindakan dan langkah-langkah yang jelas dan berani sesuai dengan ruang lingkup pekerjaannya. Informasi mengalir dengan transparan dan merata secara horizontal, tidak ada hambatan birokrasi yang tidak perlu. Oleh karena itu setiap orang dalam organisasi ini akan dengan cepat mengambil langkah-langkah konkrit sesuai dengan Powernya tanpa menunggu-nunggu arahan dari atasanya.

Namun demikian Informasi yang transparan itu akan menjadi tidak bermanfaat bila karyawan dalam organisasi ini tidak memiliki cukup Knowledge untuk menafsirkan Informasi yang diterimanya, sehingga dia dapat mengambil tindakan taktis dan strategis. Organisasi yang baik akan terus meningkatkan Knowledge para karyawannya, baik dengan cara memberikan training external maupun internal dan menjadikan organisasinya sebagai learning organization.

Knowledge yang harus dikuasai oleh karyawan bank syariah adalah pemahaman aspek bisnis, karena bank syariah sangat menekankan sisi enterpreneurship dan bank syariah adalah investement banking. Begitu juga setiap karyawan di bank syariah harus memiliki basic knowledge neraca dan laba–rugi perusahaan, sehingga setiap karyawan memahami jalannya perseroan dan memahami posisi dan peran dirinya dalam mencapai performance perusahaan secara keseluruhan. Kesadaran ini pada gilirannya akan menumbuhkan motivasi serta meningkatkan rasa kepemilikan terhadap organisasi yang dia berperan didalamnya, tanpa melihat kedudukannya.

Selain ketiga komponen tersebut diatas organisasi juga harus memberikan Reward positif kepada karyawan. Pada umumnya manusia akan bertindak dan bekerja lebih giat lagi bila mengetahui reward yang akan diterimanya dikemudian hari. Hal ini juga dilakukan oleh Allah Subhanahu wa Taala ketika ingin memberikan motivasi dan rangsangan untuk melakukan suatu kebaikan. Tetapi dalam memberikan reward hendaknya harus memenuhi kriteria keadilan.

Karyawan akan mendapatkan reward sesuai dengan hasil yang telah dicapainya. Hasil ini akan berbanding lurus dengan efektifitas karyawan dalam mengoptimalkan power, informasi dan knowledge yang dimilikinya. Allah berfirman dalam surah An Najm : 39 “Sesungguhnya manusia tidak mendapatkan apa-apa kecuali yang telah diusahakannya”.

ZIKR (Zero based, Iman, Konsisten, Result Oriented)
Reformasi PIKR yang akan dilakukan akan berhasil jika dilandasi dengan dasar filosofinya yang sesuai. PIKR tidak akan tumbuh subur jika landasan filosofinya bukan lading yang dapat menumbuhkembangkan gagasan tersebut, landasan yang subur untuk itu adalah ZIKR.

Zero Based
Setiap keputusan yang akan diambil oleh setiap pengambil keputusan di berbagai tingkatan harus bersih dari dominasi paradigma dan pengalaman masa lalu. Kalau terlalu dihantui dengan masa lalu, maka perkembangannya akan mengalami hambatan karena kondisi saat ini akan berbeda dengan masa lalu. Apalagi era globalisasi ini perubahan begitu cepat dan suatu kondisi bias berubah secara drastis.

Kalau keputusan sudah dibuat melalui kaca mata yang jernih, maka keputusan itu harus diyakini secara penuh oleh setiap orang dalam organisasi itu. Dan mereka harus memberikan dukungan dengan sepenuh hati bagi sebuah keputusan yang telah ditetapkannya. Jika mendapatkan kekurangan dalam sebuah keputusan yang telah dibuat, maka juga menjadi tugas bersama memperbaiki dan melengkapi kekurangan yang telah dibuatnya.

Iman
Setiap keputusan yang telah dibuat melalui paradigma yang bersih dan jernih harus diyakini oleh setiap orang dalam organisasi tersebut. Karena keyakinan merupakan modal utama bagi sebuah keberhasilan besar yang akan dituju. Adalah merupakan suatu kesalahan jika mengerjakan suatu pekerjaan tanpa dilandasi dengan keyakinan.

Konsisten
Konsisten dalam menjalankan dan merealisasikan suatu keputusan yang telah dibuat merupakan suatu keharusan dan konsistensi seluruh bagian terpenting dalam organisasi juga penting untuk mendapatkan hasil akhir yang memuaskan. Petunjuk pelaksanaan harus betul-betul sesuai dengan tujuan dan target-target yang akan dicapai.

Result Oriented
Setiap orang dalam organisasi harus berfikir tentang hasil yang optimal, jangan sampai ada seorang pun yang tidak berfikir ke arah itu. Rasulullah pernah berpesan kepada ummatnya : Jika kamu meminta (berdoa) maka mintalah surga firdaus (surga yang paling tinggi derajatnya). Sebuah organisasi yang didukung oleh SDI yang memiliki pendidikan tinggi akan lebih baik mengembangkan kreatifitasnya untuk terus berinovasi sehingga mendapatkan hasil yang optimal.

MIKR (Militan, Intelek, Kompetitif, dan Regeneratif)
Kalau PIKR sudah dapat direformasi berlandaskan ZIKR, maka akan tercipta satu komunitas karyawan MIKR.

Militan
Militansi sangat dibutuhkan untuk untuk mengembangkan sebuah bank syariah yang relatif di Indonesia masih baru. Dan ciri-ciri dari orang yang militan adalah pantang menyerah, mandiri dalam mengaktualisasi diri dan mengoptimalkan Power yang dimilikinya. Seorang yang militan juga memiliki sikap mujahadah (daya juang) yang tinggi dalam mencari informasi dan knowledge yang dibutuhkan bagi dirinya dan perusahaan tempatnya bekerja.

Lebih dari pada itu karyawan di bank syariah harus memiliki visi pemberdayaan ummat dan memahami bahwa medan pekerjaannya adalah dari ibadah yang reward utamanya adalah surga, oleh karena itu harus dijalani dengan rasa keikhlasan yang tulus dan bersih karena Allah SWT.

Intelek
Intelek yang diperlukan dalam perbankan syari’ah adalah intelektualitas yang mencakup semua aspek knowledge, skill dan attitude yang diperlukan untuk berprestasi. Intelektualitas yang didasari militansi akan menciptakan tenaga kerja yang mampu dan mau menyumbangkan yang terbaik yang dimilikinya.

Komunikasi intelektual juga ditandai dengan penghargaan yang baik terhadap perbedaan pendapat, sehingga setiap orang tidak akan ragu-ragu lagi mengungkapkan ide-ide dan gagasan-gagasannya tanpa ada perasaan was-was dikucilkan dan dibatasi gerak-geriknya apalagi takut tidak dipromosikan.

Kompetitif
Karyawan yang militan dan intelek adalah karyawan yang kompetitif dalam bursa tenaga kerja, mereka selalu berlomba dalam hal-hal kebaikan. Dan tenaga kerja yang kompetitif akan menjadikan perusahaan tempat dia bekerja menjadi kompetitif dan dapat bersaing dengan yang lainnya.

Regeneratif
Keberhasilan sebuah organisasi adalah bila dapat bertahan dari satu generasi ke generasi yang selanjutnya. Kondisi ini akan tercipta bila militansi, intelektualitas dan tingkat competitiveness dapat ditularkan dari satu generasi ke generasi yang lainnya.

Dengan pemaparan karakteristik dan keunikan produk, operasioanal dan manajemen perbankan syari’ah, maka diharapkan ada lembaga yang dapat menyediakan tenaga kerja yang sesuai dengan kriteria tersebut. Sehingga kedepannya bank akan lebih fokus untuk memperbesar intensitasnya dalam mengerjakan bisnis.

A. Riawan Amin (Dirut Bank BMI)

Klik suka di bawah ini ya