Jurnal-Jurnal ”Ilmiah” yang Pernah Diproduksi Penerbit Mizan

Sekitar tahun 1990, hampir 22 tahun yang lalu, Mizan mulai merintis penerbitan jurnal ”ilmiah” yang penerbitannya dikerjasamakan dengan pihak lain. Bentuk kerja sama itu, kira-kira, seperti ini: Mizan penyandang dan pihak lain menyediakan materi (konten) jurnal. Selain sebagai penyandang dana, Mizan juga terlibat dalam proses editorial naskah dan juga pemasaran. Waktu itu jurnal-jurnal yang Mizan terbitkan diedarkan sebagaimana buku-buku Mizan yang lain.


Sebelum yang lain-lain, perlu saya jelaskan mengapa saya memberi tanda kutip pada kata ilmiah. Jurnal-jurnal yang diterbitkan Mizan memang tidak dapat digolongkan sebagai jurnal ilmiah sebagaimana jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh pihak universitas atau lembaga yang ditunjuk oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Jurnal-jurnal produksi Mizan juga tidak ada embel-embel ”terakreditasi” atau jurnal tersebut pernah dinilai oleh pihak yang berwenang untuk diberi identifikasi.


Tujuan Mizan menerbitkan jurnal tersebut semata untuk menghidupkan kegiatan menulis (tukar-menukar informasi) di kalangan para akademisi atau orang-orang yang memang menekuni dan menguasai disiplin tertentu. ”Islamika diterbitkan sebagai forum untuk tukar-menukar informasi dan dialog seputar perkembangan pemikiran Islam. Diterbitkan empat kali dalam satu tahun, atas kerja sama Masyarakat Indonesia untuk Studi-Studi Islam (MISSI), Jakarta, dan Penerbit Mizan, Bandung,” demikian kira-kira tujuan penerbitan jurnal dalam bahasa yang dirumuskan oleh jurnal Islamika.


Islamika terbit pertama kali pada Juli September 1993 dan memiliki tagline, ”Jurnal Dialog Pemikiran Islam” dengan format seperti majalah Tempo tetapi lebih besar sedikit. Sebelum jurnal Islamika terbit, Mizan telah menerbitkan terlebih dahulu jurnal Al-Hikmah yang memiliki tagline, ”Jurnal Studi-Studi Islam”. Kedua jurnal memang menampung studi-studi Islam, namun jurnal Al-Hikmah lebih menekankan studi atas Islam klasik, sementara jurnal Islamika cenderung ke penekanan Islam kontemporer.


Dewan Redaksi Islamika adalah Haidar Bagir (Ketua), Azyumardi Azra, Dien Syamsuddin, Komaruddin Hidayat, M. Riza Sihbudi, dan Stario Arismunandar, dengan Sidang Redaksi diisi oleh Ihsan Ali-Fauzi (Ketua), Hendro Prasetio, Saiful Muzani, dan Samsurizal Panggabean. Sementara itu, para Redaktur Pelaksananya terdiri atas Abduh Hisyam (Ketua), Abbas Al-Jauhari, dan Nasrullah Alief, serta para kontirbutornya adalah Saleh Mude, Taufik Adnan Amal, Tauifik Alimi, Zainal Abidin, dan Zulfahmi untuk beberapa kota—bahkan ada yang di Malaysia—selain Jakarta.


Pengelola redaksi atau para editor jurnal Al-Hikmah lebih ramping dan simpel. Di halaman yang menjelaskan keredaksian jurnal, hanya disebutkan siapa saja para editor jurnal tersebut. Nama-nama yang menjadi editor adalah Abdi M. Soeherman, Abdullah Hasan, Agus Effendi, Bahruddin Fannani, Deddy J. Malik, Hernowo, Yudi Latif, dan Zainal Abidin. Sebagaimana Islamika, jurnal Al-Hikmah juga diterbitkan empat bulan sekali. Dan jurnal Al-Hikmah berkedudukan di Bandung.


Setelah kedua jurnal yang mengkaji pemikiran Islam, Mizan kemudian bekerja sama dengan FISIP UI (waktu itu dengan Eep Saefulloh Fatah, dkk.) menerbitkan jurnal studi-studi politik. Terakhir, meskipun hanya terbit satu kali, Mizan juga pernah bekerja sama dengan masyarakat peduli teknologi—yang diwakili oleh beberapa dosen ITB—untuk menerbitkan jurnal yang terkait dengan perkembangan teknologi dan dampak sosialnya.


Oleh Hernowo

Klik suka di bawah ini ya