Penulisan Karya Ilmiah

 

Karya tulis ilmiah adalah semua bentuk karya tulis  berupa buku, artikel, skripsi, tesis, desertasi, atau laporan ilmiah, yang disajikan secara sistematis, cermat, tidak emotif, tidak persuasif, kata-katanya muda dikenali, tidak argumentatif, tulus, tidak mengejar kepentingan pribadi, dan semata-mata memberi informasi.


Menulis karya ilmiah itu bermaksud untuk berkomunikasi dengan orang lain (pembaca) tentang ilmu. Pengetahuan yang diajukan itu adalah benar, memiliki kekuatan. Tetapi, jika kekuatan itu tidak diubah menjadi perbuatan dalam bentuk karya ilmiah, maka ilmu itu tidak bernilai. Kebesaran nilai ilmu bergantung pada kemampuan ilmuwan berkomunikasi dengan orang lain.


Penuturan dalam karya  tulis  ilmiah harus konsisten, jelas, dan terang, sederhana dan ringkas,  serta kuat efeknya kepada pembaca. Kalimat-kalimat dalam karya tulis ilmiah harus disusun tidak berbelit-belit, supaya tidak menggambarkan pemikiran yang berbelit-belit, tidak mondar-mandir dari satu pemikiran ke pemikiran lainnya.  Kesinambungan pemikiran  mengalir bagaikan aliran air sungai, yang ditunjukkan oleh adanya kalimat yang saling berhubungan jelas dan teratur, menunjukkan garis-garis pemikiran yang konseptual  dan prosedural. Idea/gagasan atau pemikiran itu tersusun dengan baik dan kesinambungan terpelihara dengan cermat maka alinea-alinea yang tersusun akan baik pula, jelas dan gamblang.


Kalimat yang jelas dan gamblang adalah kalimat yang kata-katanya disusun menurut kaidah-kaidah tata bahasa Indonesia yang baku. Susunannya patuh pada kaidah-kaidah yang dimaksud maka akan sangat mudah untuk ditangkap maknanya. Sebaliknya kalimat-kalimat yang tidak patuh pada tata tertib bahasa, panjang dalam penuturannya mudah menyebabkan kesamaran dan gelap makna. Gunakanlah kata sebanyak yang diperlukan, ’tidak  kurang dan juga tidak lebih’. Gunakan kata yang tidak mencerminkan ’pemborosan’ dan tidak bertentangan dengan prinsip ’padat dan ringkas’ (bernas).


Penuturan itu disebut berharkat jika membangkitkan perhatian pembaca, seakan-akan dengan sendirinya, tanpa  ajakan langsung, pembaca mau memperhatikan penuturan itu. Kalimat-kalimat dalam penuturan yang berharkat itu berkesan dalam angan-angan pembacanya, dan kalimat-kalimat yang seperti itu disebut kalimat-kalimat efektif. Kesatuan terkecil dari beberapa kalimat itu akan membentuk paragraf. Paragraf adalah kesatuan utuh dari beberapa kalimat untuk menyampaikan gagasan atau pemikiran. Kalimat-kalimat dalam paragraf itu bahu-membahu, bekerja sama menerangkan, melukiskan, menguraikan, atau mengulas suatu gagasan  yang menjadi subjek paragraf itu atau menjadi tema jiwa pembicaraan yang ’mundel’.


Paragraf yang satu harus berhubungan dengan paragraf sebelumnya, mungkin berhubungan makna, mungkin berhubungan dengan kata atau ungkapan. Oleh karena itu, hindari paragraf  yang ’berdiri sendiri’, yang lepas ’makna’ dengan paragraf sebelumnya. Paragraf seperti ini bagaikan ’karangan kecil’ yang terselip dalam ’karangan besar’. Jika suatu paragraf terdiri dari beberapa kalimat, maka kalimat awal biasanya digunakan untuk menyatakan tema pembicaraan. Kalimat seperti itu disebut kalimat pembuka. Kalimat terakhir dari suatu paragraf mengantarkan pembaca kepada paragraf selanjutnya.


Dalam suatu sub-bab, paragraf-paragraf pertama berperan sebagai pengantara materi pembicaraan, paragraf (paragraf) tengah berperan sebagai penyaji permasalahannya, dan paragraf terakhir memuat tujuan pembicaraan atau kesimpulan daris diskusi permasalahannya.


Kata-kata, istilah, dan ragam bahasa yang digunakan dalam tulisan karya ilmiah mencerminkan bahasa ragam resmi, sederhana dan lugas, dan selalu merujuk pada hal-hal yang dibicarakan (objektif). Jadi berbeda dengan fungsi bahasa sastra. Dalam sastra bahasa, kata dan ragam bahasa bersifat menimbulkan sikap emosi, persuasi, deskripsi, impresionistis,  bahkan kadang-kadang untuk menimbulkan sikap mengkritik tetapi tanpa dukungan bukti (subjektif).  Pemikiran objektif dalam sebuah karya ilmiah diperlukan untuk mempertahankan satu titik pandangan  yang didukung fakta umum. Pandangan objektif ini terkandung dalam setiap judul atau sub-judul atau topik yang sedang dibicarakan (konsisten).


 

Klik suka di bawah ini ya